Fungsi
Explanation text berfungsi untuk menjelaskan proses terjadinya fenomena alam, fenomena buatan manusia, fenomena sosial dan budaya.
Teks jenis ini ditulis untuk memberi jawaban terhadap pertanyaan "bagaimana" atau "mengapa" suatu fenomena itu terjadi.
Beberapa contoh topik yang bisa dibahas dalam sebuah explanation text adalah how earthquakes happen (bagaimana gempa bumi terjadi), how does snow form (bagaimana salju terbentuk) dan how do planes fly (bagaimana pesawat bisa terbang).
Struktur
Sebuah explanation text terdiri dari beberapa bagian sebagai berikut:
1. General statement
Paragraf pertama sebuah explanation text adalah general statement. Bagian ini berisi pengenalan fenomena yang akan dijelaskan. Penjelasan umum terkait fenomena tersebut juga diberikan pada paragraf ini.
2. Sequenced explanation
Bagian ini berisi penjelasan berurutan dari proses terjadinya fenomena yang dibahas.
3. Closing
Paragraf penutup ini merupakan penutup dari penjelasan terkait proses terjadinya fenomena yang dibahas.
Unsur Kebahasaan
1. Noun phrase
Explanation text mengandung noun phrase. Beberapa contoh noun phrase adalah sebagai berikut: ice crystals, rear windows dan water droplets.
2. Action verbs
Beberapa contoh action verbs adalah occur, descend, fall dll.
Bentuk waktu yang digunakan dalam explanation text adalah simple present seperti water vapour rises, it produces, temperature is cooler dll.
Dalam explanation text juga sering ada kalimat yang disusun dalam bentuk pasif seperti snow is formed, light is reflected, the process is accelerated dll.
Contoh
Berikut adalah sebuah contoh explanation text beserta terjemahannya:
How does snow form?
Snow is defined as solid precipitation which occurs in a variety of minute ice crystals at temperatures well below 0 °C but as larger snowflakes at temperatures near 0 °C.' It is one of the UK's most striking weather phenomena causing a transformation of the world around us, but it can also lead to the potential for disruption.
Snow forms when tiny ice crystals in clouds stick together to become snowflakes. If enough crystals stick together, they'll become heavy enough to fall to the ground. Snowflakes that descend through moist air that is slightly warmer than 0 °C will melt around the edges and stick together to produce big flakes. Snowflakes that fall through cold, dry air produce powdery snow that does not stick together. Snow is formed when temperatures are low and there is moisture in the atmosphere in the form of tiny ice crystals.
Precipitation falls as snow when the air temperature is below 2 °C. It is a myth that it needs to be below zero to snow. In fact, in this country, the heaviest snowfalls tend to occur when the air temperature is between zero and 2 °C. The falling snow does begin to melt as soon as the temperature rises above freezing, but as the melting process begins, the air around the snowflake is cooled.
Snowfall can be defined as 'slight,' 'moderate' or 'heavy'. When combined with strong winds, a snowfall can create blizzards and drifts. If the temperature is warmer than 2 °C then the snowflake will melt and fall as sleet rather than snow, and if it's warmer still, it will be rain.
(Modified from https://www.metoffice.gov.uk/weather/learn-about/weather/types-ofweather/snow/how-does-snow-form)
Terjemahan
Bagaimana salju terbentuk?
Salju didefinisikan sebagai hujan padat yang turun dalam berbagai bentuk kristal es kecil pada suhu jauh di bawah 0 °C, tetapi akan turun sebagai kepingan salju yang lebih besar pada suhu mendekati 0 °C. Ini merupakan salah satu fenomena cuaca paling mencolok di Inggris yang menyebabkan perubahan-perubahan di sekitar kita, selain juga dapat menyebabkan potensi gangguan.
Salju terbentuk ketika kristal es kecil di awan saling menempel menjadi kepingan salju. Jika ada cukup kristal yang menempel, kepingan tadi akan menjadi cukup berat dan akan jatuh ke tanah. Kepingan salju yang turun melalui udara lembab yang sedikit lebih hangat dari 0 °C akan meleleh di tepinya dan saling menempel untuk menghasilkan serpihan besar. Kepingan salju yang jatuh melalui udara yang dingin dan kering menghasilkan butiran salju yang tidak saling menempel. Salju terbentuk ketika suhu rendah dan ada uap air di atmosfer dalam bentuk kristal es kecil.
Hujan turun sebagai salju ketika suhu udara di bawah 2 °C. Merupakan mitos kalau salju hanya bisa terbentuk jika suhu di bawah nol derajat celcius. Sebagai catatan di Inggris hujan salju paling lebat cenderung terjadi saat suhu udara antara nol hingga 2 °C. Salju yang turun mulai mencair sesaat setelah suhu naik di atas titik beku, tetapi saat proses pencairan dimulai, udara di sekitar kepingan salju mendingin.
Hujan salju dapat didefinisikan sebagai 'ringan', 'sedang' atau 'berat'. Ketika dikombinasikan dengan angin kencang, hujan salju dapat menciptakan badai salju dan tumpukan salju yang tebal. Jika suhu di atas 2 °C, kepingan salju akan mencair dan jatuh sebagai hujan es, dan jika suhu terus meningkat, akan turun sebagai hujan biasa.
(Dimodifikasi dari https://www.metoffice.gov.uk/weather/learn-about/weather/types-ofweather/snow/how-does-snow-form)